Moral
dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang amat penting. Nilai-nilai moral
sangat diperlukan bagi manusia, baik kapasitasnya sebagai pribadi (individu) maupun sebagai
anggota suatu kelompok (masyarakat dan bangsa). Peradaban suatu bangsa dapat
dinilai melalui karakter moral masyarakatnya.
Sedangkan,
politik berkaitan erat dengan kekuasaan dan ketatanegaraan. Hal itu sesuai
dengan etimologi politik: politeia
(negara) dan politikos (negarawan).
Jika kita kembali melihat hakikat filsafat politik, semakin jelas politik dan
moral saling interpendensi. Plato misalnya, mendefinisikan filsafat politik
sebagai salah satu cabang etika (filsafat moral) sosial atau kemasyarakatan.
Baginya, manusia sudah selalu berpolitik karena manusia tidak pernah terlepas
dari negara (politeia).
Dalam
negara, hukum, tata aturan, norma pasti dirumuskan dan kemudian diberlakukan.
Tujuannya adalah untuk mengatur aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas
politiknya. Dengan demikian, ini amat sejalan dengan pendapat Immanuel Kant
yang mengatakan, moralitas dan politik tidak boleh dipisahkan satu sama lain.
Moralitas adalah suatu praksis dalam pengertian objektif: keseluruhan
hukum-hukum yang mengikat tanpa syarat, yang seharusnya kita jadikan sebagai
acuan bertindak, kewajiban dan tanggung jawab.
Kebijakan
politik harus memperhatikan dimensi moral: apa dampak dari kebijakan politik
terutama secara sosial, dan ekonomi. Begitu juga, seseorang yang terjun ke
dunia politik termasuk anggota dewan seharusnya berlaku moralis. Kalau tidak,
mereka akan terjebak pada kepentingan pribadi, pencurian (korupsi) bahkan
melegalkan hukum ilegal. Dimensi moral berkaitan erat dengan ‘boleh atau tidak
boleh’, jadi, tekanan moral adalah dimensi etika.
Etika
politik tidak hanya menyangkut masalah perilaku politik dari para politikus.
Tetapi etika politik berhubungan juga dengan praktik institusi sosial, hukum,
komunitas, struktur-struktur sosial, politik, ekonomi. Etika politik mengandung
aspek individual dan sosial, di satu pihak etika politik sekaligus etika
individual dan etika sosial dan institusi yang adil. Di lain pihak, etika
politik sekaligus etika institusional dan etika keutamaan.
Berangkat
dari berbagai fakta dan pernyataan di atas, menunjukan bahwa diperlukan pemahaman
secara menyeluruh. Mulai dari pemahaman awal mengenai filsafat moral dan
politik. Kemudian menganalisis hubungan antara filsafat moral dan politik dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, dalam upaya memahami lebih
dalam mengenai pembahasan diatas maka penulis mencoba mengkaji dan mengambil
judul makalah: “Hubungan antara filsafat moral dan politik”.
Selengkapnya Download Disini!
0 komentar:
Posting Komentar