Penulis ingin memulai, dan
ini sebenarnya semacam review atau (de)kontruksi (red: membaca kembali) atas
apa yang telah dipelajari dan dialami dalam proses kemahasiswaan. Penulis
secara personal akan mengupas tentang apa itu organisasi dan apa sajakah fungsi
organisasi, yang selanjutnya tentang eksistensi fungsi organisasi dalam
kemahasiswaan.
Ya, diawal penulis akan sampaikan
beberapa pendapat ahli tentang apa itu organisasi. Sebut saja pendapat Kochler yang mengungkapkan
bahwa “organisasi merupakan sebuah sistem terstruktur yang mengkoordinasikan
usaha tertentu oleh suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan”. Kemudian tidak
jauh berbeda sterotip dari Max Weber menyebutkan bahwa “organisasi ialah suatu
kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan
pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu”. Maka secara
dangkal penulis menyampaikan bahwa organisasi merupakan sebuah wadah yang
memiliki fungsi-fungsi tertentu yang kemudian di desaign untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Setelah kita memahami secara
sepintas tentang apa itu organisasi. Setidaknya pengertian tersebut menjadi
batasan kita dalam mengelola pemikiran tentang organisasi di tingkat kemahasiswaan.
Kembali menekankan bahwa ketika kita berbicara organisasi di tingkat mahasiswa
maka perlu dibedakan dengan organisasi-organisasi di tingkat siswa, sebut OSIS,
MPK, dan lain sebagainya. Perbedaan yang penulis coba tekankan ialah pada poin
bahwa organisasi ditingkat mahasiswa merupakan organisasi di ladang intelektual
yang berfungsi utuh sebagai role model
idealnya sebuah organisasi.
Ya, setelah kita paham
bersama apa itu organisasi. Selain itu penulis juga membebaskan pembaca untuk
mengartikan organisasi sesuai dengan versi dan mashab masing-masing sebagai hak
intelektual dari setiap orang. Selanjutnya kembali ke topik penulis ingin
mencoba mengupas pengalaman dalam berorganisasi. Dalam sebuah organisasi kemahasiswaan
utamanya terdiri dari tiga fungsi mulai dari, pertama advokasi, kedua event
organizer, dan ketiga ialah kaderisasi.
Baik disini penulis juga
akan membatasi tulisan ini kembali dalam ranah internal kampus, karena penulis
menyadari tidak pernah mengikuti kegiatan ekstra kampus apapun kecuali sedang
iseng.
Advokasi
Berbicara tentang fungsi
advokasi pertama penulis mencoba memberikan gambaran awal tentang apa itu
advokasi. Advokasi menurut Sheila Espine Vilaluz ialah aksi strategis dan
terpadu yang dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk memberi masukan isu
ataupun masalh kedalam rancangan dan rencana kebijakan. Serta advokasi dapat
berarti membangun suatu basis pendukung terhadap kebijakan publik yang diambil
guna menyelesaikan persoalan yang ada.
Sedangkan dalam organisasi
mahasiswa secara sederhana advokasi diartikan sebagai upaya untuk membantu,
memfasilitasi siapapun bisa mahasiswa, karyawan, dosen, atau bahkan masyarakat
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan dengan mempengaruhi
sistem pembuatan keputusan yang terkadang tidak adil dan tidak responsif.
Sederhana contohnya ialah, advokasi Uang Kuliah Tunggal, advokasi pedagang kaki
lima, dan lain sebagainya.
Event
Organizer
Hampir setiap orang tau
tentang apa itu event organizer atau EO sederhananya. EO secara sederhana
diartikan penulis sebagai fungsi dimana organisasi mahasiswa menjadi
penyelenggara acara. Fungsi inilah yang menjadi sorotan utama mahasiswa secara
umum tentang adanya eksistensi organisasi tersebut. Hal ini tanpa mengurangi “nilai”
dari fungsi yang lain. Fungsi EO memiliki sedikit adigium “semakin megah acara semakin eksis pula organisasi tersebut”. Ya,
demikianlah adanya. Sebut saja seminar nasional, pentas seni budaya, dan tentu
saja banyak kemasan lain.
Kaderisasi
“Suksesnya seorang pemimpin,
ialah mampu menelurkan pemimpin yang lebih baik”. Preambule tersebut setidaknya
yang menggambarkan urgensi daripada organisasi. Sehebat apapun organisasi
sebelumna, jika tidak mampu melakukan kaderisasi dengan baik maka hancur pula
bangunan yang telah dibangun sebelumnya. Ya, meskipun ini murni pandangan
penulis, namun demikianlah relaitas yang kerap terjadi dilapangan.
Secara sederhana dalam
eksiklopedia bebas disebutkan bahwa Kaderisasi merupakan usaha pembentukan
seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu
silabus tertentu. Kader diambil dari istilah yang diperkenalkan Lenin pada masa
pembentukan Partai Komunis Sovyet.
Ya, implementasi ini
biasanya terbentuk dalam pemilihan ketua “baru” dalam organisasi tersebut.
Demikian, sedikit yang ingin
penulis bagikan. Lagi-lagi silahkan bisa diartikan sesuai dengan versi dan
mashab masing-masing sebagai seorang yang memiliki hak intelektual. Hemat penulis,
berorganisasilah karena hidup terlalu sia-sia tanpa bermanfaat bagi sesama. Bergerak
atau tergantikan!
0 komentar:
Posting Komentar