Jumat, 01 Januari 2016

Berbicara berkenaan budaya tentu saja sangat menarik, terutama berkaitan dengan budaya lokal yang kita kaitkan dengan prespektif global. Perkembangan budaya lokal di setiap daerah tentu memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan semangat ke-Indonesia-an, karena budaya maupun tradisi lokal tersebut mengandung nilai-nilai sosial masyarakat. Namun dalam derasnya arus globalisasi, budaya lokal pada sisi lain mengalami kemajuan yang sangat pesat, tetapi di sisi lain juga mengakibatkan kerusakan dan pengkikisan budaya lokal yang luar biasa. Contoh, seorang pemuda yang lebih memilih menghabiskan waktunya dengan berfoya-foya dalam dunia gemerlap malam ketimbang memahami budaya dan tradisi di sekitar mereka, adapula semisal seorang pemudi yang lebih takjub dan menikmati budaya k-pop ketimbang tari tradisional di daerah mereka, dan masih banyak lagi contoh yang dapat kita temui disekitar kita. Ya, demikianlah realitas yang terjadi dalam masyarakat terutama yang menjangkit masyarakat kekinian. Namun secara personal penulis percaya bawasanya masih banyak budaya maupun tradisi lokal yang bisa diakui dimata dunia. Salah satu budaya dan tradisi lokal tersebut ialah Sedekah Laut.

Sedekah Laut: The Wonderfull Indonesia
Tradisi sedekah laut merupakan sebuah bentuk rasa syukur yang hampir dimiliki banyak masyarakat pesisir di Nusantara. Tradisi sedekah laut dihelat sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan kkekayaan laut yang dapat menghidupi para nelayan.[1] Sedekah laut memang bagian dari keragaman bangsa Indonesia, budaya dan tradisi ini hampir dilaksanakan diberbagai pesisir di nusantara Indonesia dan menjadi daya tarik asing. Sebut saja beberapa daerah yang melaksanakan tradisi sedekah laut ini ialah: Teluk Penyu di Kabupaten Cilacap, masyarakat Tegalsari di Kabupaten Tegal, masyarakat Kecamatan Juwana di Kabupaten Pati, dan masih banyak lagi. Ritual sedekah laut sangat kental terasa di wilayah Jawa khususnya Pantai selatan dan utara Jawa. Ritual sedekah laut dikenal pada masyarakat awam Jawa dengan definisi pemberian macam-macam sesaji, misal di wilayah pesisir pantai selatan yang mempercayai adanya mitologi pemberian sesaji kepada ratu kidul, sebagai bentuk rasa syukur (bertrima kasih) atas rejeki laut dan keselamatan yang telah diterima saat melaut. Tidak berbeda pula dengan daerah pesisir utara Jawa, misal Tradisi Sedekah Laut bagi masyarakat nelayan Tegalsari Tegal, dalam hal ini dalah ritual sakral dengan tujuan untuk mendapatkan keselamatan dan berkah dari Allah agar dapat memperoleh hasil tangkapan ikan yang berlimpah, membersihkan lingkungan tempat tinggal dan lautan dari sesuatu yang dipandang  tidak baik atau buruk serta jahat. Dalam tradisi labuhan atau sedekah laut juga ada harapan, keinginan, agar masayarakat terhindar dari mala petaka yang  menimpa  mereka apalagi ada kepercayaan dan keyakinan bahwa laut memiliki karakteristik tertentu seperti ombak yang sangat besar, angin yang kencang akan riskan dengan malapetaka.

Sedekah Laut: dari Budaya Lokal menuju Go Internasional
Globalisasi pada hakikatnya ternyata telah membawa nuansa budaya dan nilai yang mempengaruhi selera dan gaya hidup masyarakat. Melalui media yang kian terbuka dan terjangkau, masyarakat menerima berbagai informasi tentang peradaban baru yang datang dari seluruh penjuru dunia. Namun, globalisasi telah meninabobokan masyarakat dengan berbagai fitur yang ditawarkannya. Tentu saja, hal ini sangat disayangkan karena kondisi yang terjadi saat ini adalah budaya lokal itu mulai ditinggalkan dan bahkan sebagian masyarakat Indonesia tidak mau mengakui kebudayaannya sebagai bagian dari mereka. Karakter masyarakat Indonesia yang lebih menyukai budaya asing yang masuk mengakibatkan hilangnya budaya lokal Indonesia secara perlahan-lahan.

Sebagai ritual budaya yang dimulai sejak dahulu dan turun temurun, sedekah laut menjadi sangat layak menjadi ikon pariwisata budaya di masing-masing daerah pesisir baik di utara maupun di selatan Jawa. Mengembangkan sedekah laut mengarah pada pengembangan budaya masyarakat pesisir Jawa. Yakni budaya sedekah laut tidak hanya menjadi milik para nelayan, namun menjadi milik masyarakat Indonesia bahkan dunia.

Untuk mengembangkan sedekah laut go international bukan pekerjaan yang mudah, butuh waktu yang lama, dan kerjasama dari berbagai entitas mulai dari masyarakat hingga dukungan kebijakan dari pemerintah itu sendiri. Namun yang perlu dilakukan adalah pertama, perlunya pengembangan prosesi ritual menjadi prosesi yang sakral di mana seluruh masyarakat ikut bersyukur atas kesejahteraan yang didapatkan. Prosesi dikembangkan menjadi peristiwa budaya yang agung tanpa meninggalkan makna dari sedekah laut. Tidak sekadar sebagai atraksi wisata saja. Lebih daripada itu, sedekah laut juga dikembangkan sebagai sesuatu yang dinantikan setiap kalangan baik masyarakat Indonesia sendiri maupun masyarakat dunia.

Kedua, menjadikan sedekah laut sebagai ikon budaya yang ada di masing-masing daerah. Peran serta pemerintah dan masyarakat untuk memromosikan sedekah laut pada wisatawan dalam dan mancanegara menjadi sebuah keharusan. Selain itu, kesiapan penunjang pariwisata, seperti hotel, akomodasi, dan transportasi perlu ditingkatkan melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang didukung masyarakat daerah setempat. Promosi lewat pameran atau atraksi budaya di mancanegara dengan bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan berpromosi lewat media-media nasional serta internasional menjadi hal yang paling relevan guna mewujudkan budaya dan tradisi sedekah laut menjadi go international.

Ketiga, menjadikan sedekah laut sebagai puncak kegiatan dalam sebuah paket wisata. Selain melihat sedekah laut dengan yang dapat dijual disini ialah hiburan-hiburan lain yang ditawarkan sebelumnya mulai dari sebuah opening hingga acara puncak dari sedekah laut itu sendiri. Kemudian, paket wisata disini ialah bagaimana memaksimalkan segala potensi yang ada di daerah tersebut dalam hal ini ialah pariwisata di sekitar daerah tempat prosesi acara sedekah laut. Maka, apabila beberapa poin yang dikumpulkan melalui berbagai studi referensi tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun pemerintah, penulis meyakini bahwa mewujudkan budaya dan tradisi sedekah laut menjadi go international ialah hal yang masuk akal ditengah arus globalisasi yang begitu deras.

5 komentar:

Arsitek 101 mengatakan...

keren kak..

Admin PPKn Online mengatakan...

Silahkan masukan dan sarannya di http://warungimpian.blogspot.co.id/

ibnu fajar s mengatakan...

keren

Dede Ardi Saputra mengatakan...

keren http://warungimpian.blogspot.co.id/

alviiaang.blogspot.com mengatakan...

https://warungimpian.blogspot.co.id/ artikelnya menarik