TESTIMONI “MELANGKAH, MENGAMATI, DAN
BELAJAR”
“Tidak ada gading yang tak
retak”, setidaknya adagium tersebut muncul sebagai catatan
utama dalam penyusunan testimoni survey bidikmisi yang kami lakukan ini. Survey
bidikmisi yang kami laksanakan khususnya untuk daerah Jepara (red: Bangsri) setidaknya
mampu benar-benar mengekplorasi kemampuan mahasiswa untuk bertanggung jawab
dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Dalam pelaksanaan survey Bidik
Misi ini, setidaknya telah mengupas tuntas berbagai diskursus dalam kehidupan,
mulai dari kemisikinan, sosial kemasyarakatan, hingga semangat menempa
pendidikan yang tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi dari para siswa
SMA-sederajat yang telah dinyatakan lolos tes SBMPTN dalam jalur Bidik Misi.
Selain itu, dalam pelaksanaan survey Bidik Misi ini setidaknya mampu lebih mengekplorasi
kemampuan surveyor (red: mahasiswa) berkaitan dengan bagaimana surveyor (red: mahasiswa)
mampu melangkah, mengamati, dan belajar tentang kehidupan sesungguhnya. Selain
itu pula, hal yang tidak kalah menarik ialah momentum yang berkaitan dengan proses
mewanwancarai secara langsung dengan para calon intelektual muda yang siap
melangkah bersama memutus rantai kemiskinan Indonesia. Bahkan, dalam hal ini
tidak sekedar itu, surveyor (red: mahasiswa) kerap dihadapkan untuk mengkaji lebih
dalam berbagai hal yang telah ditanyakan kepada para siswa SMA-sederajat yang
telah dinyatakan lolos tes SBMPTN dalam jalur Bidik Misi melalui metode wawancara
dan observasi yang menuntut surveyor (red: mahasiswa) mampu mengambil intisari
pendapat dari sebuah pengamatan secara langsung.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan
dan pengamatan yang dikuasai tidak begitu baik, sehingga belum mampu memberikan
kontribusi secara terperinci, namun dalam hal ini kami telah berusaha
semaksimal mungkin memberikan kontribusi nyata terhadap langkah pemerintah
dalam memutus rantai kemiskinan Indonesia. Kami merasa sangat “bangga” mampu
dihadapkan pada suatu “tantangan” baru dalam suatu model “mempelajari makna
kehidupan” yang secara langsung dapat mengeksplorasi kemampuan mahasiswa untuk
melangkah, membaca (red: lingkungan), dan belajar pada kehidupan calon
intelektual muda yang siap memutus rantai kemiskinan. So far, hal ini terbilang sangat “asyik”. Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak, yang telah memberikan semangat, kritik, masukan,
dan koreksi atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami terhadap hasil
penyusunan survey Bidik Misi ini.
0 komentar:
Posting Komentar