Selasa, 19 Januari 2016

TESTIMONI “MELANGKAH, MENGAMATI, DAN BELAJAR”
 
Melangkah mengamati dan belajar

“Tidak ada gading yang tak retak”, setidaknya adagium tersebut muncul sebagai catatan utama dalam penyusunan testimoni survey bidikmisi yang kami lakukan ini. Survey bidikmisi yang kami laksanakan khususnya untuk daerah Jepara (red: Bangsri) setidaknya mampu benar-benar mengekplorasi kemampuan mahasiswa untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang telah diberikan. 

Dalam pelaksanaan survey Bidik Misi ini, setidaknya telah mengupas tuntas berbagai diskursus dalam kehidupan, mulai dari kemisikinan, sosial kemasyarakatan, hingga semangat menempa pendidikan yang tidak sesuai dengan kemampuan ekonomi dari para siswa SMA-sederajat yang telah dinyatakan lolos tes SBMPTN dalam jalur Bidik Misi. Selain itu, dalam pelaksanaan survey Bidik Misi ini setidaknya mampu lebih mengekplorasi kemampuan surveyor (red: mahasiswa) berkaitan dengan bagaimana surveyor (red: mahasiswa) mampu melangkah, mengamati, dan belajar tentang kehidupan sesungguhnya. Selain itu pula, hal yang tidak kalah menarik ialah momentum yang berkaitan dengan proses mewanwancarai secara langsung dengan para calon intelektual muda yang siap melangkah bersama memutus rantai kemiskinan Indonesia. Bahkan, dalam hal ini tidak sekedar itu, surveyor (red: mahasiswa) kerap dihadapkan untuk mengkaji lebih dalam berbagai hal yang telah ditanyakan kepada para siswa SMA-sederajat yang telah dinyatakan lolos tes SBMPTN dalam jalur Bidik Misi melalui metode wawancara dan observasi yang menuntut surveyor (red: mahasiswa) mampu mengambil intisari pendapat dari sebuah pengamatan secara langsung.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pengamatan yang dikuasai tidak begitu baik, sehingga belum mampu memberikan kontribusi secara terperinci, namun dalam hal ini kami telah berusaha semaksimal mungkin memberikan kontribusi nyata terhadap langkah pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan Indonesia. Kami merasa sangat “bangga” mampu dihadapkan pada suatu “tantangan” baru dalam suatu model “mempelajari makna kehidupan” yang secara langsung dapat mengeksplorasi kemampuan mahasiswa untuk melangkah, membaca (red: lingkungan), dan belajar pada kehidupan calon intelektual muda yang siap memutus rantai kemiskinan. So far, hal ini terbilang sangat “asyik”. Pada kesempatan ini pula saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak, yang telah memberikan semangat, kritik, masukan, dan koreksi atas kepercayaan yang telah diberikan kepada kami terhadap hasil penyusunan survey Bidik Misi ini.
                                                                                                  

0 komentar: