Jumat, 01 Januari 2016

Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang amat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik kapasitasnya  sebagai pribadi (individu) maupun sebagai anggota suatu kelompok (masyarakat dan bangsa). Peradaban suatu bangsa dapat dinilai melalui karakter moral masyarakatnya.

Sedangkan, politik berkaitan erat dengan kekuasaan dan ketatanegaraan. Hal itu sesuai dengan etimologi politik: politeia (negara) dan politikos (negarawan). Jika kita kembali melihat hakikat filsafat politik, semakin jelas politik dan moral saling interpendensi. Plato misalnya, mendefinisikan filsafat politik sebagai salah satu cabang etika (filsafat moral) sosial atau kemasyarakatan. Baginya, manusia sudah selalu berpolitik karena manusia tidak pernah terlepas dari negara (politeia).

Dalam negara, hukum, tata aturan, norma pasti dirumuskan dan kemudian diberlakukan. Tujuannya adalah untuk mengatur aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas politiknya. Dengan demikian, ini amat sejalan dengan pendapat Immanuel Kant yang mengatakan, moralitas dan politik tidak boleh dipisahkan satu sama lain. Moralitas adalah suatu praksis dalam pengertian objektif: keseluruhan hukum-hukum yang mengikat tanpa syarat, yang seharusnya kita jadikan sebagai acuan bertindak, kewajiban dan tanggung jawab.

Kebijakan politik harus memperhatikan dimensi moral: apa dampak dari kebijakan politik terutama secara sosial, dan ekonomi. Begitu juga, seseorang yang terjun ke dunia politik termasuk anggota dewan seharusnya berlaku moralis. Kalau tidak, mereka akan terjebak pada kepentingan pribadi, pencurian (korupsi) bahkan melegalkan hukum ilegal. Dimensi moral berkaitan erat dengan ‘boleh atau tidak boleh’, jadi, tekanan moral adalah dimensi etika.

Etika politik tidak hanya menyangkut masalah perilaku politik dari para politikus. Tetapi etika politik berhubungan juga dengan praktik institusi sosial, hukum, komunitas, struktur-struktur sosial, politik, ekonomi. Etika politik mengandung aspek individual dan sosial, di satu pihak etika politik sekaligus etika individual dan etika sosial dan institusi yang adil. Di lain pihak, etika politik sekaligus etika institusional dan etika keutamaan.


Berangkat dari berbagai fakta dan pernyataan di atas, menunjukan bahwa diperlukan pemahaman secara menyeluruh. Mulai dari pemahaman awal mengenai filsafat moral dan politik. Kemudian menganalisis hubungan antara filsafat moral dan politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, dalam upaya memahami lebih dalam mengenai pembahasan diatas maka penulis mencoba mengkaji dan mengambil judul makalah: “Hubungan antara filsafat moral dan politik”. 

Selengkapnya Download Disini!

0 komentar: