Kamis, 14 Januari 2016


Penulis ingin memulai, dan ini sebenarnya semacam review atau (de)kontruksi (red: membaca kembali) atas apa yang telah dipelajari dan dialami dalam proses kemahasiswaan. Penulis secara personal akan mengupas tentang apa itu organisasi dan apa sajakah fungsi organisasi, yang selanjutnya tentang eksistensi fungsi organisasi dalam kemahasiswaan.
Ya, diawal penulis akan sampaikan beberapa pendapat ahli tentang apa itu organisasi.  Sebut saja pendapat Kochler yang mengungkapkan bahwa “organisasi merupakan sebuah sistem terstruktur yang mengkoordinasikan usaha tertentu oleh suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan”. Kemudian tidak jauh berbeda sterotip dari Max Weber menyebutkan bahwa “organisasi ialah suatu kerangka terstruktur yang di dalamnya berisikan wewenang, tanggung jawab dan pembagian kerja untuk menjalankan masing-masing fungsi tertentu”. Maka secara dangkal penulis menyampaikan bahwa organisasi merupakan sebuah wadah yang memiliki fungsi-fungsi tertentu yang kemudian di desaign untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Setelah kita memahami secara sepintas tentang apa itu organisasi. Setidaknya pengertian tersebut menjadi batasan kita dalam mengelola pemikiran tentang organisasi di tingkat kemahasiswaan. Kembali menekankan bahwa ketika kita berbicara organisasi di tingkat mahasiswa maka perlu dibedakan dengan organisasi-organisasi di tingkat siswa, sebut OSIS, MPK, dan lain sebagainya. Perbedaan yang penulis coba tekankan ialah pada poin bahwa organisasi ditingkat mahasiswa merupakan organisasi di ladang intelektual yang berfungsi utuh sebagai role model idealnya sebuah organisasi.
Ya, setelah kita paham bersama apa itu organisasi. Selain itu penulis juga membebaskan pembaca untuk mengartikan organisasi sesuai dengan versi dan mashab masing-masing sebagai hak intelektual dari setiap orang. Selanjutnya kembali ke topik penulis ingin mencoba mengupas pengalaman dalam berorganisasi. Dalam sebuah organisasi kemahasiswaan utamanya terdiri dari tiga fungsi mulai dari, pertama advokasi, kedua event organizer, dan ketiga ialah kaderisasi.
Baik disini penulis juga akan membatasi tulisan ini kembali dalam ranah internal kampus, karena penulis menyadari tidak pernah mengikuti kegiatan ekstra kampus apapun kecuali sedang iseng.

Advokasi
Berbicara tentang fungsi advokasi pertama penulis mencoba memberikan gambaran awal tentang apa itu advokasi. Advokasi menurut Sheila Espine Vilaluz ialah aksi strategis dan terpadu yang dilakukan oleh individu maupun kelompok untuk memberi masukan isu ataupun masalh kedalam rancangan dan rencana kebijakan. Serta advokasi dapat berarti membangun suatu basis pendukung terhadap kebijakan publik yang diambil guna menyelesaikan persoalan yang ada.
Sedangkan dalam organisasi mahasiswa secara sederhana advokasi diartikan sebagai upaya untuk membantu, memfasilitasi siapapun bisa mahasiswa, karyawan, dosen, atau bahkan masyarakat untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan dengan mempengaruhi sistem pembuatan keputusan yang terkadang tidak adil dan tidak responsif. Sederhana contohnya ialah, advokasi Uang Kuliah Tunggal, advokasi pedagang kaki lima, dan lain sebagainya.

Event Organizer
Hampir setiap orang tau tentang apa itu event organizer atau EO sederhananya. EO secara sederhana diartikan penulis sebagai fungsi dimana organisasi mahasiswa menjadi penyelenggara acara. Fungsi inilah yang menjadi sorotan utama mahasiswa secara umum tentang adanya eksistensi organisasi tersebut. Hal ini tanpa mengurangi “nilai” dari fungsi yang lain. Fungsi EO memiliki sedikit adigium “semakin megah acara semakin eksis pula organisasi tersebut”. Ya, demikianlah adanya. Sebut saja seminar nasional, pentas seni budaya, dan tentu saja banyak kemasan lain.

Kaderisasi
“Suksesnya seorang pemimpin, ialah mampu menelurkan pemimpin yang lebih baik”. Preambule tersebut setidaknya yang menggambarkan urgensi daripada organisasi. Sehebat apapun organisasi sebelumna, jika tidak mampu melakukan kaderisasi dengan baik maka hancur pula bangunan yang telah dibangun sebelumnya. Ya, meskipun ini murni pandangan penulis, namun demikianlah relaitas yang kerap terjadi dilapangan.
Secara sederhana dalam eksiklopedia bebas disebutkan bahwa Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu silabus tertentu. Kader diambil dari istilah yang diperkenalkan Lenin pada masa pembentukan Partai Komunis Sovyet.
Ya, implementasi ini biasanya terbentuk dalam pemilihan ketua “baru” dalam organisasi tersebut.

Demikian, sedikit yang ingin penulis bagikan. Lagi-lagi silahkan bisa diartikan sesuai dengan versi dan mashab masing-masing sebagai seorang yang memiliki hak intelektual. Hemat penulis, berorganisasilah karena hidup terlalu sia-sia tanpa bermanfaat bagi sesama. Bergerak atau tergantikan!

0 komentar: