Minggu, 24 Januari 2016

Aku berdiri dalam mimpi – mimpiku, melihat negeri ini terdiam dalam kenyataan. Andai negeri ini bisa tersenyum mungkin negeri ini akan menagis, jika negeri ini mampu berjalan mungkin negeri ini akan berlari, jika negeri ini mampu berbisik mungkin negeri ini akan berteriak, jika negeri ini mampu melihat mungkin negeri ini akan menangis, jika negeri ini mampu mengeluh mungkin negeri ini akan berkata “Kapan aku terbebas dari ketidakjujuran?”,  jika terus berandai kenyataan negeri ini tak akan ada habisnya. Apakah semuanya itu adalah mimpi buruk dalam negeri ini. Pertanyaannya adalah: Apakah kita harus menyerah kepada keadaan ini? jawabannya tentu adalah ”tidak!”. Kita boleh menerima kenyataan ini, tetapi tidak boleh menyerah. Di balik ungkapan yang tersurat ada keinginan yang tersirat. Di dalam mimpi ini tersirat sebuah tekad untuk tetap berjuang. Percaya atau tidak mimpi itu akan menjadi nyata tergantung bagaimana kita menyakini dan memperjuangkannya. Kita sering mendengar kisah sukses para pemimpi yang menuliskan mimpinya. Bagi mereka mimpi itu indah untuk diniatkan dan diperjuangkan.

Teringat kisah sukses teman saya yang diterima di Teknik Mesin dan Biosistem IPB (Institut Pertanian Bogor), yang sukses karena bermimpi dengan kejujuran, menuliskan dengan niat, dan memperjuangkan dengan “Bismillah“. Jika dilihat dia memang seorang yang biasa saja bahkan sangat aneh, lugu, dan polos berkata apa adanya, lebih memilih tak bisa dan kalah demi apa yang ia anggap itu jujur. Suatu ketika pernah ia bercerita kepada saya, bahwa dia tidak butuh angka dan nilai yang tinggi dalam hidupnya yang ia butuhkan ialah konsep dan kepahaman akan suatu hal, dan kejujuran itu memang terkadang pahit dan getir diawal, tetapi akan berakhir dengan hal yang begitu indah dan luar biasa. Baginya nilai itu tidak penting dan tidak ada artinya jika di peroleh dari hal – hal yang tidak menggambarkan karakter dari bangsa ini. Dan apabila kita berpikir memang benar bahwa angka dan nilai yang kita peroleh apakah akan menggeser bangsa ini akan menjadi maju dan menjadi negara nomor satu didunia, tetapi nilai dan angka yang kita peroleh justru akan mengantarkan prilaku korupsi dan menggeser karakter bangsa ini. Walaupun kejujuran itu tidak akan pernah menggeser bangsa ini menjadi negara nomor satu di dunia, tapi setidaknya semua ini akan mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang mampu menggapai mimpi dan harapannya dengan karakter yang luar biasa. Ia juga pernah bercerita ingin menjadi seorang ketua RT sebuah jabatan terendah dalam suatu sistem masyarakat, hal yang begitu aneh dan membingungkan, dibenaknya ia hanya ingin mencoba menjadi seorang pemimpin yang amanah tanpa harus menjadi orang tertinggi dan terbaik. Karena baginya hal yang tertinggi dan terbaik justru akan mendoktrin dirinya menjadi insan yang tidak berkarakter.


Belajar dari semua itu kucoba menulis mimpi-mimpiku agar menjadi sebuah kisah dengan niat yang harus kuperjuangkan. Mimpi besar yang saat ini tertempel dalam dinding kamarku dan selalu ditertawakan oleh orang-orang yang melihatnya, ialah bermimpi jika para pemegang amanah dari lapisan paling bawah sampai lapisan paling atas, apakah itu berada dalam lembaga formal pemerintahan, lembaga swasta ataupun lembaga sosial lainnya mampu menjaga amanah, maka negeri kita ini akan segera tersenyum dan berlari menuju indahnya cahaya kesuksesan. Bangsa ini tidak harus menjadi yang terbaik, karena hal ini cenderung akan mendoktrin bangsa ini pada mimpi buruk yang tak ada hentinya korupsi, penyalahgunaan wewenang, penyuapan dan lain sebagainya itu akan menggerogoti mimpi indah kita. Mungkin memberantas korupsi di negeri ini ialah 1000 mimpi yang akan hilang dan terlupakan begitu saja setelah kita bangun. Tapi saya yakin memberantas korupsi tidak sekedar 1000 mimpiku yang akan hilang begitu saja saat kubangun nanti karena semua itu telah kutuliskan dengan indah dalam kejujuran niat dan perjuanganku.

0 komentar: