Kamis, 21 Januari 2016

Malam ini kutuliskan tulisan yang mendapat inspirasi cerita tentang seorang sahabat yang banyak memberikan pembelajaran buat saya pribadi. Dia mungkin belum lama mengenal saya bahkan bisa dikatakan seusia jagung hubungan persahabatan kami.Bagi sayapribadi dia adalah sosok yang begitu baik khas dengan Bahasa yang halus dan saya kagumi adalah sikapnya yang terkesan apa adanya yang tida pernah  dibuat-buat.Malam ini mungkin menjadi malampertama kegalauan yang ia rasakan selama saya mengenalnya.Entah apapenyebabnya, saya coba untuk mengungkapkan tapi apalah daya dia terlalu kuatuntuk menyimpan “rasa sakit” nya yang membuat saya terus kewalahan untuk merayunya. Saya akui memang dia sosok yang kuat walaupun dia tak pernah mengakuinya bahkan selalu cenderung memperlemahdirinya namun tak sedikitpun tentang keluhannya meminimalisir rasa bangga inisebagai sahabatnya.Dengan sedikit motivasi yang bagi siapa saja yangmendengarnya biasa saja akan tetapi setidaknya mampu berikan obat merah untuk luka yang masih hangat.



Entah dari mana datangngya tiba-tiba dalam sms yang kutuliskan muncul kata“pembelajar”.Secara sederhana  memahamipembelajar berarti orang yang sedang belajar.Belajar memiliki makna yang luassebagaimana diungkan oleh Kleden belajar pada dasarnya berartimempraktikkan sesuatu, sedangkan belajar tentang hanya sebatas padatahap mengetahui saja. Demikianlah belajar bahasa Inggris berarti mempraktikkanbahasa Inggris, vocabulary, conversation, dsb. Begitu juga denganbelajar menulis, belajar menulis berarti mempraktikkan teknik penulisan,memantik gagasan, belajar menuangkan kata, dsb. Selama pengetahuan belumdiapropriasikan dan belum diambil sebagai bagian dari diri yang dapat digunakanseperti seseorang menggunakan kaki dan tangannya, maka pada dasarnya ia baru belajartentang. Dia baru tahu tentang teori-teori bahasa Inggris dan kepenulisan,tapi belum tentu mampu mempraktikkannya dengan baik.Sangat jelas bahwa apa yangdiungkapk itu mengandung makna tori dan praktek.Kembali ke pembelajar menurutsaya orang yang mengkombinasikan apa yang disampaikan kleden.Manusia adalahinsan pembelajar tidak hanya sebatas pada buku,diktat mapun kitab akan tetapipembelajar yang baik adalah mereka yang menyadari kesalahannya,kelebihannyaserta mampu mau membaca situasi dan kondisi yang kemudian dijadikan sikapsebagai suatau pembelajaran.

Padadasarnya manusia pembelajar itu bukan dalam lingkup manusia biasa saja,terbuktisecara historis religious ketika Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama digua hiro itu berisi tentang perintah iqroalias membaca,padahal secara takdir nabi adalah manusia Fatonah yang cerdasdalam segalanya akan tetapi Tuhan memerintahkan untuk belajar dalam hal ini membaca.,membacadalam konteks yang begitu luas tentunya.Bagi seorang pembelajar membaca berartimenempatkan posisinya dalam keadaan netral untuk mengambil nilai dalam sebuah kejadian, kebahagiaan, masalah, godaan, tantangan sehingga selalu menjadi pemikiryang positif terhadap suatu hal. Pembelajar bukanlah manusia yang “grusa-grusu”dalam bertindak sehingga terkesan instan,tetapi mau menelaah lebih dalam apayang harus dilakukannya.Pembelajar sejati tak pernah malu untuk belajar kepada siapaun,kepada sahabat, kepada orang tua,kepada guru bahkan kepada musuhsekalipun dan mungkin juga belajar dengan orang yang tidak waras sekalipuntentu dengan cara dan teknik yang berbeda-beda.

Tentu kita sering mendengar hidup adalah masalah jika tak ingin ada masalah makasegera pensiun dari kehidupan.Masalah merupakan sebuah proses dalam kehidupanini layaknya sebuah perangkat penting dalam sebuah mesin. Namun justru karenamasalahlah yang sering mendewasakan pemikiran serta kemampuan untuk mengatasiitu.Manusia yang hebat tentu mereka yang dapat menyikapi segala masalahnyadengan bijak bukan dengan emosi sesaat yang kemudian menyalahkan Tuhan danTakdir.Akan lebih bijaknya seperti yang tertera dalam sebuah baliho yang pernahsaya temui dengan bertuliskan “berhentilah mengukur masalah mulailah mengukir langkah”.sepertinya terlihat sederhana namun apabila kita cermati lebih jauh tentu ada pesan yang begitu dalam sebagaicerminan masyarakat kita. Kadang-kadang kita terlalu sibuk untuk menyesali masalah yang kita ahadapi,berlarut dengan kesedihan namun tak ada langkah untuk memecahkan secara tuntas persoalan itu.

Pembelajar bukanlah orang yang sempurna, bahkan bagi saya seorang pembelajar akan selalumerasa bodoh sehingga selalu memperbarui kapasitas dan kapabilitasnya sebagaimanusia biasa. Saya merasa ada tingkatan luar biasa ketika seorang pembelajar mauterus belajar, belajar tentang arti kehidupan ini lebih tepatnya. Tokoh-tokoh besar dunia seperti Rasulullah, Usman Bin Affan, Ummar Bin Khattab, Ali Bin AbiThalib, Enstein, Thomas Alfa Edison, Gelileo, Karl Max, Bill Gate, Jhon fKennedy, Ausan Syu kyi, Soekarno, Hatta, Tan Malaka serta ratusan tokoh dunialainnya saya rasa adalah seorang pembelajar ulung yang mengantarkan nama merekadikenal oleh dunia.Pembelajar adalah proses menjadi seperti Andreas Harefa katakan

“Tugas pertama manusia dalam proses menjadi dirinya yang sebenarnya adalah menerima tanggung jawab untuk menjadi pembelajar bukan hanya di gedung sekolah dan perguruan tinggi, tetapi terlebih penting lagi dalam konteks kehidupan”

Mengakhiri tulisan ini saya menyadari bahwa pembelajar yang baik yaitumampu mengakui kekurangannya serta mau mengupgrade untuk menjadi pribadi mulia dan tak malu mengagumi orang lain atas dasar kelebihan dankekurangannya. Pembelajar harus tuli, tuli terhadap ejekan dan hinaan yangmencoba melemahkan. Pembelajar harus buta terhadap mereka yang menghadang penuhdendam dan seorang pembelajar harus bisu untuk melemahkan orang lain. Dalam tulisan ini saya masih belajar kepada siapapun termasuk dalam menulis jadi mohondimaklumi karena saya masih belajar menulis. Saya akhiri Tulisan ini dengansebuah kalimat yang saya kutip dari iklan rokok yang mencerminkan seorangpembelajar sejati.

“untuk yang tak pernah nyaman” 
“yang tak pernah berhenti mencari” 
“untuk siapa yang bertujuanuntuk tersesat” 
“mengikuti kemana hati inginpergi” 
“untuk yang malu untukmalu” 
“berusaha sama agarberbeda” 
“untuk yang takut” 
“takut pada penyesalan” 
“untuk sang pelopor dan sangpemberontak” 
“lupa daratan pada setiaptantangan dan kemungkinan” 
“untuk yang siap tersandungtanpa harus jatuh” 
“untuk yang siap mencari dantersesat” 
“untuk yang siap hidup untukdiri”
 --------------------------------------------------------------
Surakarta,4 Januari 
Ulul Mukmin Harun


0 komentar: