Aku berdiri dalam mimpi – mimpiku, melihat
negeri ini terdiam dalam kenyataan. Andai negeri ini bisa tersenyum mungkin
negeri ini akan menagis, jika negeri ini mampu berjalan mungkin negeri ini akan
berlari, jika negeri ini mampu berbisik mungkin negeri ini akan berteriak, jika
negeri ini mampu melihat mungkin negeri ini akan menangis, jika negeri ini
mampu mengeluh mungkin negeri ini akan berkata “Kapan aku terbebas dari
ketidakjujuran?”, jika terus berandai
kenyataan negeri ini tak akan ada habisnya. Apakah semuanya itu adalah mimpi
buruk dalam negeri ini. Pertanyaannya adalah: Apakah kita harus menyerah kepada
keadaan ini? jawabannya tentu adalah ”tidak!”. Kita boleh menerima kenyataan ini,
tetapi tidak boleh menyerah. Di balik ungkapan yang tersurat ada keinginan yang
tersirat. Di dalam mimpi ini tersirat sebuah tekad untuk tetap berjuang. Percaya
atau tidak mimpi itu akan menjadi nyata tergantung bagaimana kita menyakini dan
memperjuangkannya. Kita sering mendengar kisah sukses para pemimpi yang
menuliskan mimpinya. Bagi mereka mimpi itu indah untuk diniatkan dan diperjuangkan.
Teringat kisah sukses teman saya yang
diterima di Teknik Mesin dan Biosistem IPB (Institut Pertanian Bogor), yang
sukses karena bermimpi dengan kejujuran, menuliskan dengan niat, dan memperjuangkan
dengan “Bismillah“. Jika dilihat dia memang seorang yang biasa saja bahkan
sangat aneh, lugu, dan polos berkata apa adanya, lebih memilih tak bisa dan
kalah demi apa yang ia anggap itu jujur. Suatu ketika pernah ia bercerita
kepada saya, bahwa dia tidak butuh angka dan nilai yang tinggi dalam hidupnya
yang ia butuhkan ialah konsep dan kepahaman akan suatu hal, dan kejujuran itu
memang terkadang pahit dan getir diawal, tetapi akan berakhir dengan hal yang
begitu indah dan luar biasa. Baginya nilai itu tidak penting dan tidak ada
artinya jika di peroleh dari hal – hal yang tidak menggambarkan karakter dari
bangsa ini. Dan apabila kita berpikir memang benar bahwa angka dan nilai yang
kita peroleh apakah akan menggeser bangsa ini akan menjadi maju dan menjadi
negara nomor satu didunia, tetapi nilai dan angka yang kita peroleh justru akan
mengantarkan prilaku korupsi dan menggeser karakter bangsa ini. Walaupun
kejujuran itu tidak akan pernah menggeser bangsa ini menjadi negara nomor satu di
dunia, tapi setidaknya semua ini akan mengantarkan Indonesia menjadi bangsa
yang mampu menggapai mimpi dan harapannya dengan karakter yang luar biasa. Ia juga
pernah bercerita ingin menjadi seorang ketua RT sebuah jabatan terendah dalam
suatu sistem masyarakat, hal yang begitu aneh dan membingungkan, dibenaknya ia
hanya ingin mencoba menjadi seorang pemimpin yang amanah tanpa harus menjadi
orang tertinggi dan terbaik. Karena baginya hal yang tertinggi dan terbaik justru
akan mendoktrin dirinya menjadi insan yang tidak berkarakter.
Belajar dari semua itu kucoba menulis mimpi-mimpiku
agar menjadi sebuah kisah dengan niat yang harus kuperjuangkan. Mimpi besar
yang saat ini tertempel dalam dinding kamarku dan selalu ditertawakan oleh
orang-orang yang melihatnya, ialah bermimpi jika
para pemegang amanah dari lapisan paling bawah sampai lapisan paling atas,
apakah itu berada dalam lembaga formal pemerintahan, lembaga swasta ataupun
lembaga sosial lainnya mampu menjaga amanah, maka negeri kita ini akan segera tersenyum
dan berlari menuju indahnya cahaya kesuksesan. Bangsa ini tidak harus menjadi
yang terbaik, karena hal ini cenderung akan mendoktrin bangsa ini pada mimpi
buruk yang tak ada hentinya korupsi, penyalahgunaan wewenang, penyuapan dan
lain sebagainya itu akan menggerogoti mimpi indah kita. Mungkin memberantas
korupsi di negeri ini ialah 1000 mimpi yang akan hilang dan terlupakan begitu
saja setelah kita bangun. Tapi saya yakin memberantas korupsi tidak sekedar
1000 mimpiku yang akan hilang begitu saja saat kubangun nanti karena semua itu
telah kutuliskan dengan indah dalam kejujuran niat dan perjuanganku.
0 komentar:
Posting Komentar